SIKAP PROFESIONAL
SIKAP PROFESIONAL | TopKarir.com

Tersebutlah dua orang, Dewi dan Putri. Mereka dua sahabat yang telah menjalin pertemanan lebih dari lima belas tahun. Mula pertama mereka berkawan saat sama-sama kuliah di sebuah perguruan tinggi di Yogyakarta. Setelah lulus, mereka merantau untuk mengembangkan karirnya masing-masing.

Pada dasarnya dua orang ini memiliki tingkat kecerdasan yang seimbang. Benar bahwa mereka bukan orang terpandai di kampusnya. Namun mereka dapat menyelesaikan kuliah tepat waktu dengan nilai kumulatif dapat disebut baik. Setelah bekerja selama sepuluh tahun, terjadi perbedaan signifikan antara karir Dewi dan Putri. Pada diri Dewi setelah sepuluh tahun bekerja, posisinya sebagai supervisor perusahaan pembiayaan.

Sementara karir Putri melesat. Setahun lalu Putri sudah dipromosikan menjadi Area Manager di perusahaan distribusi yang wewenangnya membawahi Indonesia bagian barat. Jika dalam waktu tiga tahun sebagai Area Manager Putri menunjukkan kinerja yang cemerlang, manajemen perusahaan sudah mendesain Putri sebagai Vice President  yang membawahi tiga Area Manager. Ia akan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Operasional.

Mengapa karir Putri bisa sangat cepat sementara karir Dewi hanya biasa-biasa saja? Padahal keduanya hasil didikan pada kampus yang sama dengan tingkat kecerdasan yang juga sama? Ternyata perbedaannya pada sikap profesional ketika mereka bekerja.

Bagi Dewi, bekerja itu pencapaiannya disesuaikan saja dengan target yang diberikan oleh perusahaan. Pun jika pencapaiannya dibawah 100%, perusahaan juga masih memberi toleransi. Ketika berhubungan dengan karyawan lain entah yang sejajar posisinya, kepada anak buah dan atasan, hubungan itu sebatas hubungan kerja saja. Diluar itu, tidak perlu untuk berkomunikasi dengan intens.

Berbeda dengan Putri yang memandang bahwa pekerjaan itu sebuah panggilan. Karena sebuah panggilan, ia memberikan diri terbaik buat pekerjaannya. Ia akan bertanggungjawab terhadap wewenang dan kewajiban yang diamanahkan kepadanya. Salah satu bentuk tanggungjawab yakni melampaui apa yang telah ditargetkan oleh perusahaan. Kinerja Putri rata-rata di atas seratus persen dari target yang diberikan oleh perusahaan.

Pun ketika ia berhubungan dengan berbagai level karyawan diperusahaannya. Kecerdasan emosional Putri dapat dipraktikkan dengan bagus. Hubungan dengan sesama karyawan – apapun level jabatannya – tidak sekedar hubungan pekerjaan. Terselip juga hubungan personal, sehingga dengan semua karyawan ia terlihat akrab.

Semua hal yang dilakukan Putri ketika bekerja menunjukkan bahwa ia memiliki sikap profesional. Secara konsep, ada empat sikap seseorang sehingga ia layak disebut seorang profesional paripurna. Pertama adalah memiliki karakter yang terpuji. Karakter selalu bersinggungan dengan etika dan moralitas. Seorang layak disebut profesional apabila tingkah lakunya berpatokan kepada etika, dimana kebaikan dan kebenaran umum menjadi landasan perilakunya. Moralitasnya nyaris tanpa cacat sehingga ketika orang berhubungan dengannya rasa saling percaya dapat terjalin dengan erat.

Kedua, penguasaan yang mendalam atas apa yang menjadi tanggung jawab pekerjaannya. Dalam pendekatan manajemen penguasaan terhadap  suatu hal ini disebut kompetensi. Alhasil seorang profesional adalah orang yang berkompeten dibidangnya. Sebagai karyawan yang bekerja di perusahaan distribusi, penguasaan terhadap konsep distribusi dimiliki oleh Putri. Pun dalam praktik sehari-hari, cara kerja industri distribusi dikuasai sepenuhnya oleh Putri. Dengan demikian Putri disebut orang yang kompeten dibidangnya.

Ketiga, kesungguhan hati dalam bekerja. Kaum profesional selalu bertanggungjawab terhadap pilihannya. Ketika ia bertanggungjawab dapat dipastikan ia memiliki kesungguhan hati untuk terlibat didalamnya. Pun ketika Putri sudah memutuskan untuk bekerja diperusahaan distribusi. Ia terlibat  dan menjadi contoh peran bagi anak buah dan karyawan lainnya. Kesungguhan hati ini yang membedakan Putri dengan Dewi. Dengan konsekuensi logisnya karir Putri lebih cemerlang dibanding karir Dewi.

Keempat, ketangguhan untuk menuntaskan apa yang menjadi tanggungjawabnya. Pribadi yang tangguh artinya tuntas apabila diberi tugas. Ia menunjukkan kinerja yang optimal. Menyerah menjadi kosakata yang dibuang jauh-jauh darinya. Ibarat pendaki gunung, sebelum mencapai titik tertinggi pada gunung tersebut, ia tidak akan menyerah. Hal demikian terlihat dalam diri Putri. Ketangguhannya menghadapi politik kantor, serangan pesaing dan harapan tinggi dari konsumen dibuktikan dengan kinerja yang selalu diatas rata-rata.

Sikap profesional memang harus dimiliki setiap orang, apapun profesi seseorang itu. Dengan empat tindakan: karakter terpuji, kompetensi, kesungguhan hati dan ketangguhan menghadapi rintangan. Bagi Anda, sidang pembaca, selamat mempraktikkan sikap profesional dalam pekerjaan dan peran Anda sehari-hari.

 

 

A.M. Lilik Agung. Senior trainer. Alumni FNE dan FE Ekstension UGM.

Berlamat di: lilik@galerihc.com

 


Artikel Lainnya...
Komentar
Login terlebih dahulu jika ingin meninggalkan komentar.